Hari ini ingin menulis lagi. Memang hari ini redup ,suram, bungkam.... jika suasana begini berulang lagi dalam meniti hari... wajah ayah akan segera menerjah dalam ingatan . Ayah...lelaki pertama yang mengajar saya tentang hidup. Melayan kerenah ~ ,menyuapkan makanan , meraut pensil ... meletak kan saya dibelakang basikal nya keliling kampung. Lelaki pertama yang mengajar saya menulis dan membaca... membilang dengan biji getah dan lidi yang diraut... mengenal jawi dan rumi... Ayah...
Apabila menganjak dewasa dan bejauhan dari keluarga... hampir setiap minggu kotak surat di 'D10' pasti terselit sekurang-kurang nya sepucuk surat dari ayah. Macam-macam ayah tulis...nasihat , kisah kampung, kesihatan emak dan kisah adik beradik... Ayah tidak pernah jemu-jemu... kadang-kadang ayah akan mengirim sambal bilis kacang...hinggakan asam boi pun ayah poskan juga.. Ayah...
Sehinggakan dengan siapa saya 'berkawan' pun...ayah lah orang pertama yang tahu.. Saat 'seruan' nak berumahtangga dengan ayah lah saya khabarkan... Ayah sangat mengerti apa yang saya rasakan. Tika saya termenung, menangis, resah atau keliru. Ayah...walau kau telah pergi terlebih dahulu dari anak mu ini, namun nama ayah tetap kan saya bawa hingga akhir hayat ~.. Kenangan yang paling tidak dapat saya lupakan ialah tika ayah bersama menyambut kelahiran anak sulung kami , di rumah ayah di kampung... Ketika ayah mengalunkan azan ditelinga cahaya mata kami... itulah hadiah yang tidak ada tolok banding nya... (masa tu, suami berada di Pangkalan TLDM... dan sayatelah bercuti awal...)
Sehingga sekarang jasa ayah tidak mampu saya balas... setiap masa yang terluang ayah lah sering dalam ingatan saya ... Selain doa yang ku panjatkan lewat solat .... buku-buku peninggalan ayah yang dihadiahkan menambahkan igatan saya terhadap ayah... hari ini ingin ku kongsi sebuah puisi tulisan tokoh kegemaran ayah..
PENUNTUN JIWA
Bangun lah tengah malam.
hai orang-orang yang merasa berdosa
Bukalah jendela dari rumah mu
diwaktu alam hening dan diam
sementara makhluk tenggelam dan tidur.
Engkau akan dapat berkata-kata
dan bersahut-sahutan mulut dengan Tuhan mu..
Jiwa mu akan mendengar seruan Nya
meskipun telingamu akan tetap pekak
hati mu akan melihat tangan nya melambai
miskipun mata mu tidak memandang
serulah dia dengan merendah kan diri.
Badan mu diikat olih dunia mu
olih nafsu dan angkara murka
kamu tak akan lepas dari ikatahn itu,
kalau tidak dia yang melepaskan!
Suruhlah dia dengan hati rendah
dan kelemahan diri
Sudah berapa,ya, sudah berapa yang karam'
yang tenggelam yang ditolongnya.
Ia telah turunkan nikmat kepada segenap alam
nikmat yang tidak dihitung
tapi selama ini kamu sentiasa lengah
dalam kelalaian
walaupun lautan bersalin rupa menjadi tinta
Dan kayu-kayu dirimba bertukar menjadi kalam
semuanya takan dapat melukiskan kebesaran
Kerajaan Allah
tetapi kamu telah lalai,kamu tidak pedulikan itu.
Lihatlah bintang-bintang
dengan cahayanya yang berkelip-kelip
Dari Timur kelihatan bulan sabit
laksana menunggu giliran
Mereka seakan-akan tersenyum melihat keadaan alam
Didalam kenyataan senyuman mereka
hendaklah kamu karam dalam tangismu
Oh, sahabat, oh handai,
mohonkan lah ampunan dan taubat dati Tuhan mu!!
Rasai angin malam yang sepoi-sepoi basah
Dengarkan lah bunyi jangkerik
ditepi dinding rumah mu
Keheningan malam dipecah olih
suara katak di sawah
ikut sertalah dengan mereka.
ucapkan doa kepada Tuhan dan pujian!
Ia melihat... Dan Iapun Maha Tahu!!
Lihat kayu-kayuan dengan bayangannya yang hitam
Ia berdiri dengan teguhnya laksana orang ronda malam
Ia berdiri bertahun-tahun
bermusim-musim menunggu titah
Tapi kamu berrganjak dari satu tempat ketempat yang lain
dengan sombong dan angkuh mu
Tadahkan lah tangan mu, Sesalilah kelalaian mu!!
Lihat dan perhatikan lah..matahari telah terbit
Fajar telah menyingsing dari sebelah Timur
Dari puncak menara yang jauh
Ia menyeru kamu kepada pendamaian
Kepada Allah
Bersegeralah sembahyang
dan tuntutlah kemenangan.
LA ILAHA ILLAL LAH...
Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah...1936.